Jumat, 24 Mei 2013

SITUASI PENDIDIKAN





     JUDUL

SITUASI PENDIDIKAN

Disusun oleh:



Tengku Razil Kadri (5315102704)



PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2011





KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah dan kemudahan-Nya, saya dapat menyelesaikan penyusunan Makalah pengantar Ilmu Pendididkan  dengan Judul “Situasi Pendidikan”.
Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, untuk itu penulis menerima kritik dan saran yang membangun guna kesempurnanaan makalah ini.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1.      Bapak  Anan Sutisna yang telah membimbing saya dalam hal mata kuliah ini.
2.      Teman – teman kami yang tidak dapat kami cantumkan satu persatu yang telah mensupport dalam pembuatan makalah ini.

Atas segala bantuan yang telah diberikan kepada saya selama penyusunan makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi saya dan bagi pembaca.



                                                                          Jakarta,  Maret 2011






DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR……………………………………………………...........................   i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….............   ii
BAB. I PENDAHULUAN
1.1 Proses Pendidikan………………………………………………………………...   4
1.2 Batasan-batasan Tentang Pendidikan…………………………………………......  4
1.3 Tri Pusat Pendidikan……………………………………………………………...   5
1.3.1 Keluarga……………………………………………………………………...  5
1.3.2 Sekolah…………………………………………………………………….....  5
1.3.3 Masyarakat………………………………………………………………….... 5
1.4 Bentuk-bentuk Pendidikan…………………………………………………….......  5
1.5 Perkembangan Situasi Pendidikan...........................................................................  5
BAB. II ISI
2.1 Ciri-ciri situasi pendidikan…………………….......................................................  7
2.2 Alasan melaksanakan proses pendidkan…………………………………..............  7
2.3 Perubahan situasi pergauan biasa ke pergaulan pendidikan……………................  8
BAB. III KESIMPULAN……………....……………………………………………….......  9
DAFTAR PUSTAKA……………………...…………………………………………….....  iii


       

BAB.I
PENDAHULUAN

1.1 Proses Pendidikan

Pendidikan adalah usaha setiap bangsa yang dilakukan sepanjang masa. Melalui pendidika ibi diusahakan oleh setiap bangsa agar tercapainya cita-cita yang didambakan oelh generasi yang satu generasi berikutnya. Merealisasi cita-cita yang dirumuskan dalam pandangan hidup yang dianut oleh bangsa itu. Dalam hal ini pendidikan merupakan suatu alat bagi terlaksananya tujuan. Hidup yang ada pada masing-masing bangsa dapat ditinjau dari pada falsafah negaranya.
Pendidikan selain merupakan alat bagi tercapainya suatu tujuan hidup bangsa, juga merupakan suatu cara untuk mengubah keadaan bangsa itu sendiri. Untuk mengangkat taraf kehidupannya, menyehatkan pandangan hidup warganya, pendidikan mengambil peranan yang sangat penting.
Untuk memahami pendidikan secara mendalam, banyaklah hal yang perlu dipelajari terlebih dahulu. Beberapa buah pengenalan mengenai bidang-bidang pendidikan yang menyangkut faktor-faktor pendidikan yang menganut falsafah bangsa yang bersangkutan.
Pendidikan merupakan suatu alat didalam merealisir suatu cita-cita bangsa disamping juga merupakan suatu cara untuk mempertinggi mutu cita-cita bangsa itu sendiri.

Proses pendidikan individu dapat berfungsi dua macam, yaitu dapat dilihat dari segi :
1. Sebagai suatu cara yang melanjutkan warisan kebudayaan ataupun warisan    sosial yang kemudian berarti bahwa pendidikan hanyalah suatu cara rekapitulasi masa lampau.

2. Sebagai usaha mengembangkan anak didik / individu, berarti menyisihkan arti lingkungan sosial. Seolah-olah tidak ada sedikitpun jasa masa lampau terhadap perkembangan anak didik sekarang ini, maka pengembangan seseorang terlepas dari keadaan lingkungan akan membawa bencana pula.


1.2 Batasan-batasan Tentang Pendidikan

Berbagai persoalan yang berhubungan dengan pendidikan menjadi bahan peninjauan terhadap apa arti pendidikan dan bagaimana pembatasannya.
Terdapat beberapa pendapat yang mengemukakan bahwa pendidikan itu merupakan suatu :
1.    Usaha mewariskan kebudayaan dari suatu generasi ke generasi berikutnya, sehingga pendidikan merupakan suatu cara kelangsungan suatu kebudayaan bagi golongan pendukung kebudayaan tersebut.
2.     Usaha mengembangkan individu, yaitu menempatkan pendidikan sebagai suatu cara pembentukan dan cara membantu individu baik dari segi biologinya maupun dari segi rohaninya.
3.     Usaha dari pihak dewasa yang ditunjukkan kepada yang belum dewasa untuk membantu medewasakan mereka yang belum dewasa sehingga interaksi yang terjadi diluar hubungan dewasa tidaklah termasuk mendidik.
4.     Usaha yang hanya ditujukan kepada mereka yang berbakat saja, sedangkan yang tidak berbakat tidak berhak memperoleh pendidikan ( seleksi ).

Menurut Julian Huxley, manusia sebagai makhluk hidup yang mempunyai kekuatan yang besar untuk menguasai serta hidup di dalam lingkungannya.

Juga sifat-sifat penurut terdapat pada manusia terdapat tanda kehidupan ;
- Ada dorongan dari kemauan untuk hidup nampak dalam arah / tujuannya.
-Ada
kesatuan yang menyeluruh di dalam organisme
- Ada kemampuan berkembang dan berubah
           

1.3 Tri Pusat Pendidikan

1.) Keluarga
a. Keluarga sebagai lembaga pendidikan yang utama;
b. Sikap keluarga berhubungan dengan adanya perubahan-perubahan di dalam
masyarakat ( Sosial Shange );
c. Keluarga sebagai persekutuan hidup ( Gemeinschaft ) dan masyarakat ( Gesellschaft ), dan mereka punya ciri-ciri utama sendiri;
d. Peranan keluarga dalam pembentukan kepribadian anak.
2.) Sekolah
a. Peranan sekolah sebagai lembaga pendidikan;
b. Guru sebagai penanggung jawab di sekolah;
c. Pandangan hidup guru.
3.) Masyarakat ( Lingkungan Sekitar )
Masyarakat dapat berpengaruh terhadap perkembangan anak, baik pengaruh yang
menguntungkan ( positif ) maupun pengruh yang merugikan ( negatif ) perkembangan anak.

1.4 Bentuk-bentuk Pendidikan
1. Pendidikan Formil
Yaitu pendidikan yang diberikan dalam suatu lembaga yang teratur yang dimaksud untuk melanjutkan kelangsungan suatu kebudayaan / warisan sosial.
2. Pendidikan Non-formil
Yaitu pendidikan yang dilaksanakan kalau masyarakat yang sangat mendesak.

1.5 Perkembangan Situasi Pendidikan
            Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan karena sasarannya adalah peningkatan SDM. Oleh sebab itu, pendidikan merupakan alur tengah pembangunan.
            Situasi pendidikan pada zaman penjajahan belanda khususnya, dengan situasi pendidikan saat ini sangat berbeda.
Apabila dilihat dari zaman Belanda, pendidikan tidak berjalan secara merata, hal ini karena belanda pada saat itu lebih memprioritaskan pada bidang politik dan ekonomi. Setelah abad ke-19 pendidikan baru bertujuan sekuler dengan alasan dan tujuan praktis untuk mendukung kepentingan komersial. Pendidikan pada masa belanda hanya dijadikan alat untuk memelihara suasana aman, serasi bagi pertumbuhan perusahaan-perusahaan belanda.
            Pendidikan yang diberikan Belanda keseluruhan bergantung pada pandangan seseorang. Kita dapat menonjolkan kekurangannya seperti tingginya jumlah buta huruf, kecilnya jumlah lulusan perguruan tinggi, pelaksanaan pendidikan yang tidak demokratis. Walaupun demikian pendidikan selama penjajahan juga mempunyai keuntungan. Tak dapat disangkal bahwa belanda telah mendirikan sejumlah sekolah yang bermutu tinggi sama dengan yang ada di negeri belanda.
            Pendidikan di Indonesia saat ini sudah cukup baik dibandingkan pada masa penjajahan. Saat ini pendidikan di indonesia sudah sangat banyak memberikan sumbangan pada pembangunan. Pendidikan merupakan usaha ke dalam diri manusia. Pendidikan menghasilkan sumber daya tenaga yang menunjang pembangunan dan hasil pembangunannya dapat menunjang pendidikan.
            Prof. DR. Slamet Iman Santoso menyatakan bahwa tujuan pendidikan menghasilkan manusia yang baik. Manusia yang baik dimana pun ia berada akan memperbaiki lingkungan. Pendidikan mempunyai misi pembanguan. Mula-mula membangun manusianya, selanjutnya manusia yang sudah terbentuk oleh pendidikan menjadi sumber daya pembangunan.
            Pendidikan juga selalu bertumpu pada suatu wawasan kesejarahan , yakni pengalaman-pengalaman masa lampau, kenyataan dan kebutuhan mendesak masa kini, dan aspirasi masa depan. Melalui pendidikan setiap masyarakat akan melestarikan nilai-nilai luhur sosial kebudayaannya. Pendidikan juga diharapkan dapat menumbuhkan kemampuan untuk menghadapi tuntutan objektif dari pengaruh masyarakat. Pendidikan dilukiskan sebagai perumusan masa depan.
            Pendidikan saat ini selalu berlangsung dalam suatu latar kemasyarakatan dan kebudayaan, karena pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam pelestarian dan penembangan kebudayaan masyarakat. Melalui upaya pendidikan , kebudayaan dapat diwaririskan dan dipelihara oleh setiap generasi bangsa, saat ini upaya pendidikan diarahkan untuk mengembangkan kebudayaan.
            Situasi pendidikan saat ini juga telah dipengaruhi oleh kemajuan teknologi , kemajuan globalisasi,dan ledakan pertumbuhan penduduk,. Pendidikan saat ini berubah dengan sangat cepat, untuk mengatasi hal itu haruslah dilakukan pendekatan sistematis-sistematik.
            Perubahan nilai dan sikap juga berperan dalam situasi pendidikan saat ini. Nilai dan sikap memegang peranan penting dalam menentukan wawasan dan perilaku manusia. Nilai merupakan norma, kaidah yang akan menjadi rujukan perilaku. Nilai-nilai luhur mendasari kepribadian dan kebudayaan Indonesia. Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam pembentukan perilaku manusia saat ini.
            Saat ini pendidikan juga dapat dijadikan alat untuk diperalat dan juga memperalat, karena ia dapat dijadikan sebagai sarana pembudayaan dan juga menjadi penggerak yang mempunyai kekuatan moral dalam proses perilaku manusia.
            Saat ini pendidikan juga dipengaruhi oleh politik negara, hal ini karena politik negara mengarahkan politik kependidikan yang diharapkan mampu mewujudkan cita-cita politik. Sistem kependidikan sangat ditentukan oleh sistem politik yang dianut oleh pemerintah.
            Pendidikan saat ini dibagi menjadi 3 jenjang pendidikan , jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi yang memberikan bekal kepada para peserta didik secara berkesinambungan.


BAB.II
ISI


2.1 Ciri-ciri Situasi Pendidikan
      
   Dari uraian diatas mengenai situasi pendidikan kita dapat mengetahui ciri-ciri dari situasi pendidikan. Ciri dari situasi pendidikan ialah adanya suuatu sistematika yang jelas dari sistem pendidikan itu sendiri.
            Disini dapat kita lihat bentuk dari satuan pendidikan yang dikelompokkan menjadi :
1.    Jalur Pendidikan Formal
            Terdiri atas pendidikan yang diselenggarakan di sebuah lembaga yang terikat suatu bentuk peraturan. Seperti sekolah-sekolah negeri yang dibangun oleh pemerintah ataupun sekola-sekolah swasta yang resmi.
2.    Jalur Pendidikan Non-formal
Terdiri atas pendidikan yang penyelenggaraannya bukan dilakukan sebuah lembaga. Seperti tempat-tempat kursus.
3.    Jalur Pendidikan In-formal
Terdiri atas pendidikan yang diselenggarakan dikeluarga dan lingkungan .


2.2 Alasan melaksanakan proses pendidikan
Berikut alasan kenapa pentingnya dalam melaksanakan proses pendidikan :

a) Pendidikan sebagai proses pemberdayaan

Pendidikan sebagai proses pemberdayaan maksudnya ialah manusia pada dasarnya lemah sehingga harus diberdayakan atau diberi kemampuan, proses pendidikan haruslah diarahkan sehingga potensi yang ada pada anak manusia dapat dikembangkan seoptimal mungkin sesuai dengan fitrahnya, dia dapat menyumbangkan kemampuannya untuk pengembangan dirinya, masyarakatnya, negaranya, dan kehidupan manusia pada umumnya. Di dalam proses pemberdayaan, lingkungan kehidupan anak harus bisa memeberikan kesempatan untuk pengembangan potensi anak tersebut. Karena kita tahu bahwa pendidikan merupakan interaksi antara manusia dengan lingkungan, dan dalam interaksi tersebut manusia tidak hanya merupakan hasil interaksi tetapi juga sebagai pelaku aktif dalam interaksi tersebut.
b)  Pendidikan sebagai proses pembudayaan
                  Maksudnya proses pembelajaran manusia dipengaruhi oleh lingkungan, kultur, dan budaya sekitar, pendidikan merupakan salah satu bentuk pelestarian budaya, sehingga apabila pendidikan itu dilepaskan dari kebudayaan maka tujuan pendidikan dapat dimanipulasi ke arah yang kurang jelas atau bahkan ke arah yang salah dan dapat direkayasa oleh kekuatan politik penguasa. Kita harus ingat bahwa kebudayaan bukan hanya membentuk pribadi seseorang tetapi juga dikembangkan oleh manusia itu sendiri. Tanpa pendidikan yang kreatif dan inovatif maka kebudayaan itu akan hilang.
2.3 Perubahan Situasi Pergaulan biasa ke Pergaulan Pendidikan (Pergaulan Pedagogis)
Pendidikan yang sebenarnya berlaku dalam pergaulan antara orang dewasa dan anak. Pendidikan memang kita dapati dalam pergaulan antara orang dewasa dan anak. Pergaulan antara orang dewasa dan orang dewasa tidak disebut pergaulan pendidikan(pergaulan pedagogis) sebab didalam pergaulan itu orang dewasa menerima dan bertanggung jawab sendiri terhadap pengaruh yang terdapat dalam pergaulan itu.
Jadi, pergaulan pedagogis hanya terdapat antara orang dewasa dan anak ( orang yang belum dewasa). Tetapi, kita harus ingat bahwa tidak tiap-tiap pergaulan antara orang dewasa dan anak bersifat pendidikan. Banyak pergaulan dan hubungan yang bersifat netral saja, yang bersifat pedagogis, misalnya, orang tua menyuruh mengambil kaca mata bukan karena bermaksud mendidik, melainkan karena ia sendiri enggan mengambil. Misalnya lagi, seorang yang berproganda untuk menjual buku-bukunya yang bersifat cabul kepada anak-anak, tidak dapat dikatakan pergaulan pedagogis.
Satu-satunya pengaruh yang dapat dinamakan pendidikan ialah pengaruh yang menuju kdewasaan anak: untuk menolong anak menjadi orang yang kelak dapat dan sanggup memenuhi tugas hidupnya atas tanggung jawab sendiri.


Pergaulan pedagogis itu bersifat :
1. Di dalam pergaulan ini ada pengaruh yang sedang dilaksanakan;
2. Ada maksud bahwa pengaruh itu dilaksanakan oleh orang dewasa (dalam berbagai bentuk, misalnya, berupa sekolah, pengajian, buku-buku, pelajaran, dan sebagainya) kepada orang yang belum dewasa.
3. Pengaruh ini diberikan atau dilaksanakan dengan sadar dan diarahkan pada tujuan yang berupa nilai-nilai atau norma-norma yang baik yang akan ditanamkan dalam diri anak didik atau orang yang belum dewasa.
Pergaulan itu disebut pergaulan pedagogis jika orang dewasa atau si pendidik sadar akan kemampuannya sendiri dalam tindakannya terhadap anak yang “tidak mampu apa-apa” itu, tetapi disamping itu, ia masih ada percaya bahwa anak memiliki kemampuan untuk membantu dirinya sendiri. Lebih jelas lagi: dalam pergaulan dengan anak-anak, orang dewasa menyadari bahwa tindakannya yang dilakukan terhadap anak-anak itu mengandung maksud, ada tujuan untuk menolong anak yang masih perlu ditolong untuk membentuk dirinya sendiri.
Dari keterangan di atas berarti pula bahwa pergaulan bisa sekoyong-koyong dapat berubah menjadi pergaulan pedagogis, seperti sekoyong-koyong pendidik terpaksa memperlihatkan suatu sikap sengaja (misalnya, memarahi memperingatkan, dan lain-lain) karena anak berbuat sesuatu yang terlarang atau tidak pantas. Tetapi pada umumnya, perubahan pergaulan biasa ke pergaulan pedagogis tidak disadari oleh anak-anak dan diterima dengan sewajarnya oleh anak. Ini suatu bukti bahwa pada dasarnya anak itu memerlukan dan suka akan pimpinan dari orang dewasa.
Seperti yang telah dicantumkan diatas bahwa hakekatnya sebagai mahluk social maka manusia selalu berada ditengah-tengah kelompoknya, seperti keluarganya atau temannya. Syarat minimal situasi pendidikan adalah adanya guru dan siswa (anak dan pendidik). Hubungan guru dan siswa dalam konteks biasa disebut situasi pergaulan. Situasi pergaulan segera dapat berubah menjadi situasi pendidikan bila muncul adanya keinginan (secara sadar) untuk merubah siswa dari hal-hal negative menjadi hal-hal positif.
Contoh  : dalam studi tour guru dan siswa sering terlihat berkomunikasi secara akrab (situasi pergaulan), tetapi tiba-tiba guru melihat hal-hal yang kurang baik, seperti :
-          bahasanya kasar
-          cara duduknya tidak sopan
-          menghina orang lain dan lain-lain maka dengan segera guru menegur, menasehati, dll. Berubahlah situasi pergaulan menjadi situasi penddidikan.


Pergaulan pendidikan mempunyai dua syarat, yaitu :
a.)  Ada usaha untuk mempengaruhi, dan
b.)  Pengaruh itu datangnya  dari orang dewasa (dilingkungan rumah, sekolahdan masyarakat)  dengan usaha pendidikan. Artinya memberikan bimbingan dan bantuan yang diperlukan.
Plato mengatakan bahwa : pembentukan pribadi berjalan sepanjang hayat, ini menunjukkan bahwa manusia memerlukan pengaruh baik seumur hidupnya (sesuai di GBHN). Dalam praktek  seringkali dapat dilihat seseorang yang belum dewasa dapat mempengaruhi orang lain/temannya untuk berbuat baik dan berhasil. Kondisi seperti itu belum dapat disebut sebagai pendidikan tetapi baru merupakan pendidikan semu (pseudo-paedagogik).
            Dari uraian diatas terdapat beberapa ciri pendidik yang perlu diketahui dan diperhatikan, yaitu : bahwa pendidik memiliki usaha /prakarsa, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak didik harus merupakan usaha sendiri mendewasakan dirinya. Sikap pendidik yang lain dan perlu diketahui adalah :
Menginginkan, menolak, memperbolehkan, melarang, mengharuskan , membiarkan, memberantas dan memberi contoh, sesuai dengan situasi kondisi yang ada, seperti :
-          Menginginkan : Orangtua pasti punya harapan terhadap anak-anaknya. Kengininan seperti dapat disampaikan secara langsung atau melalui cerita-cerita.
-          Menolak : Bila anak meminta atau menginginkan sesuatu yang “tidak baik “ berbahaya atau menyimpang dai nilai – norma sebaiknya ditolak.
-          Memperbolehkan : apabila anak meminta izin untuk melakukan kegiatan yang bermanfaat sebaiknya diperbolehkan .
-          Melarang : pada saat anak sedang/akan melakukan kegiatan yang berbahaya , sebaiknya segera dilarang dengan alasan – alasan yang masuk akal.
-          Mengharuskan : Untuk mengerjakan ritual keagamaan anak perlu diharuskan melaksanakan sesuai dengan ajaran agama yang dipeluknya.





-          Membiarkan : Aktivitas anak yang positif sebaiknya bahkan sedikit demi sedikit dikembangkan.
-           Memberantas : Malas, tidak disiplin, membuang sampah sembarangan, adu domba harus segera diberantas.
-          Memberi Contoh : Makan pada tempatnya, bicara sopan, bersikap sosial dan lain-lain secara tidak langsung akan dicontoh oleh anak.
Pendidikan sangat dipengaruhi oleh lingkungan dibesarkan  (sosio kultural), termasuk didalamnya kebiasaan, kebudayaan, peraturan, adat istiadat, norma, dll. Anak yang terbiasa hidup teratur/disiplin dalam keluarganya akan terbiasa melaksanakan disiplin disekolahnya dan dimasyarakat (mengenakan seragam, tepat waktu masuk kelas,dll).




BAB.II
KESIMPULAN


·         Pendidikan adalah usaha setiap bangsa yang dilakukan sepanjang masa. Melalui pendidika ibi diusahakan oleh setiap bangsa agar tercapainya cita-cita yang didambakan oelh generasi yang satu generasi berikutnya.

·         Proses pendidikan individu dapat berfungsi dua macam, yaitu dapat dilihat daris segi :
1. Sebagai suatu cara yang melanjutkan warisan kebudayaan ataupun warisan sosial
2. sebagai usaha mengembangkan anak didik / individu

·         Tri Pusat Pendidikan
1.    Keluarga
2.    Sekolah
3.    Masyarakat (lingkungan sekitar)

·         Bentuk dari satuan pendidikan yang dikelompokkan menjadi :
1.    Jalur Pendidikan Formal
2.    Jalur Pendidikan Non-formal
3.    Jalur Pendidikan In-formal

·         Alasan melaksanakan proses pendidikan
1.      Pendidikan sebagai proses pemberdayaan
2.      Pendidikan sebagai proses pembudayaan



DAFTAR PUSTAKA

Norman M.Goble, Perubahan Peranan Guru ( PT. Gunung Agung, Jakarta, 1983 ).
Ahmad, Abd. Hamid, Dasar-dasar Pendidikan ( Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh, 1980 ).
Prof. Dr. Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan ; Dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pendidikan ( Cet.1, CV. Pustaka Setia, Bandung, Mei 2002 ).
www.google.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar