Jumat, 24 Mei 2013

Manajemen Pendidikan



Makalah Profesi Kependidikan



 
                       







JUDUL
  “ Manajemen Pendidikan ”


-          Tengku Razil Kadri (5315102704)


JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
JAKARTA
2011

Kata Pengantar
            Segala puji marilah kita panjatkan kehadirat Ilahi Robbi atas berkat rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah ini, sholawat serta salam juga tidak lupa kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman kita dalam kehidupan.
Penulis mengucapkan banyak – banyak terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini. Dan juga ucapan terima kasih khusus kepada dosen mata kuliah “ profesi kependidikan “ Bpk. Marja Mpd yang senantiasa membimbing kami dalam pembuatan makalah ini sampai selesai.
            Penulis berharap semoga makalah profesi kependidikan dengan materi “ Manajemen Pendidikan “ ini menjadi sebuah bacaan yang bermanfaat bagi pembaca umumnya dan  penulis khususnya.
Penulis tentunya mengharapkan kritik dan saran yang bermanfaat guna menyempurnakan makalah – makalah selanjutnya. Semoga ini dapat bermanfaat bagi semua. Amin. 


Jakarta, Oktober 2011

 Penulis



                                        Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar isi
Bab I. Pendahuluan
A.    Latar belakang masalah
B.   Rumusan masalah
C.   Tujuan Penulisan makalah

Bab II. Pembahasan

Bab III. Penutup
A.   Kesimpulan
B.   Saran

Daftar Pustaka
                                               

BAB I
 Pendahuluan


A.    Latar Belakang Masalah

Istilah manajemen pendidikan sering disamakan dengan istilah administrasi pendidikan, kedua istilah ini kadang kala membuat pengertian yang salah,karena tidak mengetahui substansinya.

Manajemen pendidikan yang digunakan pada sekolah – sekolah umum intinya ialaha melaksanakan dari pada fungsi perencanaan, pengelolaan dan pengontrolan. Untuk itu maka dalam makalah ini akan dikulas lebih dalam tentang manajemen pendidikan itu.

Latar belakang penulisan ini ialah menganalisa manajemen pendidikan yang diberlakukan pada sekolah – sekolah umum maupun di tingkat perguruan tinggi,apakah manajemen tersebut sudah sesuai dengan standar manajemen yang berlaku oleh pemerintah juga menapa manajemen pendidikan itu diperlukan.

Didapati bahwa manajemen pendidikan yang diberlakukan oleh sekolah – sekolah umum maupun tingkat perguruan tinggi,belum mencapai standarisasi yang diberlakukan pemerintah seperti manajemen kesiswaan yang amburadul, manajemen saran dan prasarana yang kurang baik,dan manajemen kurikulum yang berlaku.

B.     Rumusan Masalah
Pertanyaan : Mengapa diperlukan manajemen pendidikan?


C.    Tujuan Penulisan Makalah

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar dapat mengetahui tentang pengertian dari manajemen pendidikan yang diberlakukan pada sekolah –sekolah maupun di tingkat perguruan tinggi. Juga untuk mengetahui tentang ruang lingkup suatu manajemen pendidikan itu sendiri.

Tujuan lain ialah mengetahui tentang fungsi dari suatu manajemen itu diberlakukan. Agar dapat menjadi sebuah kesatuan dalam sistem pendidikan yang akan membangun bangsa menjadi masa depan yang lebih baik melalui manajemen pendidikan.

Fungsi – fungsi dari suatu manajemen tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan fungsinya bukan dengan kemauan para pejabat sekolah. Dalam hal ini kita banyak dapati fungsi – fungsi dari suatu manajemen yang telah keluar dari jalurnya. Oleh karena itu dengan penulisan makalah ini,diharapkan kita dapat menganalisa kesalahan – kesalahan dalam prosedur manajemen pendidikan.
 

Bab II
Pembahasan

A.                 Pengertian

Istilah manajemen pendidikan sering disamakan dengan istilah administrasi pendidikan,kedua istilah istilah tersebut kadang kala membuat makna yang salah, karena tidak mengetahui substansinya. Untuk itu memperjelas pemahaman istilah tersebut, maka terlebih dahulu diuraikan tenteng pengertian secara etimologis. Administrasi berasal dari kata ad dan ministrate, ad artinya kepada, ministrate artinya melayani, administrasi diartikan sebagai “ melayani kepada ” kata administrasi secara sempit dikatakan sebagai clerical work (kegiatan tata usaha). Secara luas administrasi diartikan sebagai segenap rangkaian perbuatan penyelenggaraan dalam setiap usaha kerjasama kelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu.

Asal usul istilah manajemen (management) berasal dari kata manus (bahasa latin) yang berarti tangan, sedangkan dalam bahasa Perancis berasal dari kata maneggeo berarti pengurusan. Di Indonesia manajemen acapkali diterjemahkan dengan kepemimpinan, ketatalaksanaan dan pengurusan.

Secara luas administrasi adalah kesuluruhan proses kerja sama antara dua orang atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan. Manajemen adalah segenap perbuatan menggerakkan sekelompopk orang dan mengarahkan fasilitas dalam suatu usaha kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.

Pada intinya manajemen melaksanakan fungsi perencanaan, pengelolaan dan pengontrolan. Pada konteks manajemen pendidikan, manajemen melaksanakan fungsinya dalam bidang garapan pendidikan.

B.                 Pendidikan sebagai Suatu Sistem
Pendidikan sebagai suatu system merupakan kesatuan dari unsure-unsurnya yaitu unsure input (peserta didik), unsure proses; terdiri dari instrumental input dan environmental input dan terakhir output (lulusan). Sistem tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :


                                        



C.                Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan
Ruang lingkup manajemen pendidikan terdiri dari beberapa bidang garapan yaitu : manajemen kesiswaan, manajemen sarana dan prasarana, manajemen keuangan, manajemen hubungan sekolah dan masyarakat, manajemen kurikulum, dan manajemen tenaga kependidikan.
  1. Manajemen Kesiswaan
Manajemen kesiswaan merupakan kegiatan mengelola siswa yang diawali dengan penerimaan siswa baru, pembinaan selama siswa bersekolah dan pembinan alumni.





1.1.Penerimaan Siswa Baru
Kegiatan penerimaan siswa baru dimaksudkan agar sekolah dapat menerima siswa sesuai dengan daya tampung sekolah, ketersediaan fasilitas, staf dan tenaga pengajar dan juga kesiapan siswa untuk belajar pada sekolah yang dituju. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu:
·         Penentuan panitia penerimaan mahasiswa
·         Penyediaan format atau biodata siswa
·         Menyiapkan perangkat test dan instrument yang diperlukan
·         Ketentuan kebijakan dari dinas kependidikan.
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu pesat merambah dunia pendidikan ini, berdampak positif terhadap system penerimaan siswa baru disekolah. Hal tersebut tampak pada system Penerimaan Siswa Baru Online, yaitu sebuah system penerimaan siswa berbasis internet. PSB Online merupakan alat media yang dirancang untukmemudahkan calon peserta didik baru untuk mendaftar, selain itumemudahkan pengolahan data bagi siswa.
1.2.Pembinaan Siswa
Pembinaan siswa dilakukan dengan kegiatan pembinaan disiplin siswa, kenaikan kelas dan penjurusan, kegiatan organisasi siswa dan ekstrakurikuler, dan pemberian layanan khusus bagi siswa.
1.2.1.                  Pembinaan Disiplin Siswa
Masalah disiplin siswa merupakan maslah yang paling urgen di sekolah, krena disiplin merupakan slah satu cerminan sekolah atau pecitraan yang sangat publikatif terhadap baik tidaknya sebuah lembaga sekolah dimata publik. Disiplin sekolah adalah keadaan tertib dimana para guru, staf sekolah dan siswa yang tergabung dalam kelas atau sekolah, tunduk kepada peraturan – peraturan yang telah ditetapkan dengan senag hati.
Ada beberapa tehnik yang dapat digunakan dalam kegiataan pembinaan disiplin siswa yaitu:
·         Teknik pengendalian dari luar ( external control technique )
Untuk meningaktakan proses pembinaan suatu kelas, seorang guru dapat menggunakan teknik yang disebut external control technique , yaitu pengendalian dari luar, yang berupa bimbingan dan penyuluhan yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa.
·         Teknik pengendalian dari dalam ( internal control technique )
Pembinaan disiplin kelas dalam pelaksanaan sehari-hari, hendaklah diusahakan mempergunakan teknik internal control. Kesadaran akan disiplin hendaknya tumbuh dan berkembang dalam diri tiap siswa kearah disiplin diri sendiri.
·         Teknik pengendaliaan kooperatif ( cooperatrive control technique )
Dalam pembinaan kelas yang baik perlua adnanya kerjasama yang baik juga antara guru dan siswa yang mengendalikan situasi kelas kearah terwujudnya tujuan kelas, yaitu terwujudnya proses belajar mengajar yang favorable. Inilah yang dimaksud teknik pengendaliaan kooperatif.

1.3.Layanan Khusus Siswa
Layanan khusus siswa merupakan layanan yang diberikan kepada siswa dalam rangka membantu kelancaran siswa belajar. Layanan khusus ini diberikan dalam bentuk :
1.3.1.                  Layanan Belajar
·         Penyediaan perpustakaan dan referensi yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
·         Layanan jaringan internet.
·         Layanan pembelajaran dalam bentuk penyediaan fasilitas simulasi dan praktek lapangan.
1.3.2.                  Layanan Finansial
·         Pencarian dan penyediaan beasiswa.
·         Layanan antar jemput.
·         Layanan penyediaan kantin dengan menu makanan sehat dan murah.
1.3.3.                  Layanan Kesehatan
·         Penyediaan ruang bab kesehatan sekolah dengan layanan dokter atau petugas kesehatan yang berasal dari siswa terlatih.



1.4.Pembinaan Alumni
Pembinaan alumni dilakukan untuk menyediakan wadah bagi para lulusan yang diikat dalam suatu organisasi sekolah. Organisasi alumni sekolah bertujuan untuk :
·         Membangun jaringan silaturahmi kepada para alumni sehingga tercipta rasa cinta terhadap almamater sekolah.
·         Memberdayakan alumni untuk membina siswa disekolah almamater.
·         Memberdayakan alumni untuk membantu mensukseskan program sekolah.
·         Mendapatkan informasi tentang pemetaan alumni yang melanjutkan studi dan tempat kerja.
  1. Manajemen Sarana dan prasarana
2.1.Pengertian Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan
Adalah kegiatan pengelolaan saran dan prasarana yang dilakukan oleh sekolah dalam upaya menunjang seluruh kegiatan, baik kegiatan pembelajaran maupun kegiatan lain sehingga seluruh kegiatan berjalan lancer.
2.2.Ruang Lingkup Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan
Manajemen sarana dan prasarana meliputi : perncanaan atau analisis kebutuhan, pengadaan, inventarisasi, pendistribusian dan pemanfaatan, pemeliharaan dan pemusnahaan terhadap barang ybergerak ataupun tidak, perabot sekolah, alat-alat belajar, dan lain lain.
2.3.Fungsi Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan
2.3.1.       Perencanaan atau Analisis kebutuhan
                        Merupakan kegiatan analisis kebutuhan terhadap segala kebutuhan perlengkapan yang dibutuhkan oleh sekolah untuk kegiatan pembelajaran siswa dan kegiatan penunjang lainnya dan dilakukan secara terus menerus selama kegiatan sekolah berlangsung.
2.3.2.       Pengadaan
                        Adalah proses kegiatan mengadakan sarana dan prasarana yang dapat dilakukan dengan cara-cara membeli,menyumbang, hibah, dll. Pengadaan sarana dan prasarana dapat berbentuk pengadaan buku, alat, perabot dan bangunan.


2.3.3.       Penginventarisan
                        Adalah kegiatan melaksanakan penggunaan,penyelenggaraan,pengaturan, dan pencatatan barang- barang, menyusun daftar baran yang menjadi milik sekolah ke dalam satu daftar inventaris barang secara teratur dengan tujuan menjaga dan menciptakan tertib administrasi barang milik Negara yang dipunyai sekolah.
2.3.4.       Penggunaan atau Pemanfaatan Sarana dan Prasarana
                        Penggunaan sarana dan prasarana adalah pemanfaatan segala jenis barang yang sesuai dengan kebutuhan secara efektif dan efisien. Dalam hal pemanfaatan sarana harus mempertimbangkan :
·         Tujuan yang akan dicapai
·         Kesesuaian antar media yang digunakan dengan materi yang akan dibahas.
·         Tersedianya sarana dan prasarana penunjang.
·         Karakteristik siswa.
C.5. Pemeliharaan
Adalah kegiatan merawat,memelihara dan menyimpan barang-barang sesuai dengan bentuk-bentuk jenis baranganya sehingga barang tersebut awet dan tahan lama serta dpat digunakan secara berulang-ulang dalam waktu lama.
C.6. Penghapusan
Pengahpusan barang inventaris adalah pelepasan suatu barang dari kepemilikan dan tanggung jawab pengurusnya oleh pemerintah ataupun swasta. Pengahpusan barang dapat dilaukan dengan cara pelelangan dan pemusnahan. Adapun syarat-syarat penghapusan :
·         Barang barang dalam keadaan rusak berat
·         Perbaikan suatu barang memerlukan biaya besar
·         Secara teknis dan ekonomis kegunaannya tidak sesuai lagi dengan biaya pemeliharaan.




  1. Manajemen Keuangan
3.1.Pengertian
Manajemen keuangan adalah kegiatan mengelola dana untuk dimanfaatkan sesuai kebutuhan secara efektif dan efisien.

3.2.Ruang Lingkup Manajemen Keuangan
Ruang lingkup manajemen keuangan adalah kegiatan merencanakan kebutuhan dana penggalian, pemanfaatan atau pendistribusian dan pelaporan atau pertanggung jawaban.

3.3.Prinsip Pengelolaan Keuangan
Dalam mengelola keuangan harus dilakukan dengan menganut system :
  • Transparan
  • Akuntabel
  • Responsible
  • Relevan
  • Efektif
  • Efisien

3.4.Pelaksanaan Pengelolaan keuangan di Sekolah
Dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan di sekolah dilakukan oleh otorisator, ordonator dan bendaharawan. Otorisator adalah pejabat yang diberi kewenangan untuk mengambil tindakan yang mengakibatkan penerimaan atau pengeluaran. Ordonator adalah pejabat yang berwenang melakukan pengujian dan memerintahkan pembayaran atas segala tindakan yang dilakukan berdasarkan otoritasi yang ditetapkan. Bendahrawan adalah pejabat yang berwenang dalam melakukan penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran uang atau surat-surat berharga lainnya.
Langkah-langkah pengelolaan keuangan yaitu:
  • Perencanaan atau Analisis Kebutuhan
Kegiatan perencanaan sekolah dilakukan  pada setiap awal tahun pelajaran dengan mengidentifikasi segala kebutuhan.
  • Penggalian atau Pencarian Sumber Dana
Penggalian sumber dana ialah kegiatan mencari sumber dana yang dapat memberikan kontribusi untuk pembiayaan sekolah.

  • Pendistribusian atau Pemanfaatan
Pendistribusian atau pemanfaatan sesuai dengan yang ditetapkan dalam RAPBS, selain itu mengacu kepada peraturan yang ditetapkan seperti peraturan pemanfaatan dana satuan operasional digunakan secara proporsional.
  • Pelaporan dan Pertanggung Jawaban
Dalam tahap ini sekolah harus mencatat seluruh pemasukan keuangan sekolah dan belanja kegiatan yang dicatat secara rinci dan sistematis. Pertanggung jawabannya menganut system transparan, akuntabel dan responsibel.

  1. Manajemen Kurikulum
4.1.Pengertian
Adalah pengelolaan kurikulum yang meliputi kegiatan, perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian.

4.2.Unsur-unsur atau Komponen Kurikulum
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjelaskan bahwa komponen kurikulum terdiri dari :
  • Tujuan pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan
  • Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Selanjutnya realisasi kurikulum tersebut dimaksudkan dalam tahap pengelolaan kurikulum yaitu ; menugaskan guru-guru untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran dan melakuakan kegiatan bimbingan kepada siswa.

  1. Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
5.1.Pengertian
Hubungan sekolah dan masyarakat didefinisikan sebagai proses komunikasi antara sekolah dan masyarakay untuk berusaha menanamkan pengertian warga masyarakat tentang kebuttuhan dan karya pendidikan serta pendorong minat dan tanggung jawab masyarakat dalam usaha memajukan sekolah.



5.2.Tujuan Manajemen Sekolah dan Masyarakat (Husemas)
Tujuan Husemas dimaksudkan untuk menciptakan hubungan sekolah secara harmonis, meningkatkan kemajuan pendidikan disekolah dan memberi manfaat masyarakat akan kemajuan sekolah.
Elsbree yang dikutip Sobari (1994) mengemukakan tujuan husemas, yaitu:
  • Untuk meningkatkan kualitas belajar dan pertumbuhan anak.
  • Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya pendidikan dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.
  • Untuk mengembangkan antuasisme atau semangat saling bantu antara sekolah dengan masyarakat antara sekolah dengan masyarakat demi kemajuan kedua belah pihak.

5.3.Fungsi Hubungan Sekolah dan Masyarakat
Fungsi Husemas dideskripsi sebagai berikut :
  • Mengebangkan pengertian masyarakat tentang semua aspek pelaksanaan program pendidikan di sekolah.
  • Dapat menetapkan bagaimana harapan masyarakat terhadap sekolah dan apa harapannya mengenai tujuan pendidikan.
  • Memperoleh bantuan secukupnya dari masyarakat untuk sekolahnya, baik financial, material maupun moril.
  • Menimbulkan rasa tanggung jawab yang lebih besar pada masyarkat terhadap kualitas pendidikan yang dapat diberikan oleh sekolah.
  • Merealisasikan perubahan-perubahan yang diperlukan dan memeperoleh fasilitas dalam merealisasikan perubahan-perubahan itu.
  • Mengikutsertakan masyarakat secara kooperatif dalam usaha-usaha memecahkan persoalan pendidikan.
  • Meningkatkan semngat kerja sama antara sekolah dengan masyarakat, dan meningkatkan partisipasi kepemimpinan untuk meningkatkan kehidupan dalam masyarakat.


  1. Manajemen Tenaga Kependidikan
6.1.Pengertian
Manajemen tanaga kependidikan adalah kegiatan mengelola personal pendidikan dalam melaksanakan tugas-tugas sesuai tugas dan fungsinya agar berjalan dengan efektif.
Manajemen tenaga kependidikan didefinisikan pula sebagai kegiatan menggerakan orang lain untuk mencapai tujuan pendidikan. Yang dimaksud dengan tenaga pendidikan adalah anggota msyarakat yang mengabdikan dirinya dan diangkat untuk menunjang pelaksanaan pendidikan.
Pendidik adalah tenaga berkependidikan yang berkualitas sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serat berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi pesrta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

6.2.Ruang Lingkup Manajemen Tenaga Kependidikan
Ruang lingkup kegiatan manajemen tenaga kependidikan meliputi kegiatan :
  • Rekruitmen : seleksi, orientasi dan penempatan
  • Pembinaan : pendidikan dan pelatihan, kompensasi atau penggajian, pemberian kesejahteraan, kenaikan pangkat, penilaian, cuti pegawai.
  • Pemensiunan

     
D.    Supervisi Kependidikan
  1. Pengertian
Super artinya melihat atau pandangan, jadi supervise diartikan melihat dari atas. Orang yang melaksanakan kagiatan supervise disebut supervisor.
Pengertian supervise tidak diartikan melihat dari atas atau mencari keslahan-kesalahan bawahan, tetapi supervision adalah program yang berencana untuk memperbaiki pengajaran.jadi supervise adalah bantuan dalam perkembangan dan proses belajar mengajar yang baik.

  1. Tujuan Supervisi Pendidikan
Tujuan supervise pendidikan adalah memperkembangkan situasi balajar dan mengajar yang lebih baik. Secara operasional tujuan supervise adalah :
  • Membantu guru melihat dengan jelas tujuan-tujuan pendidikan.
  • Mambantu guru dalam menggunakan metode-metode dan alat-alat pembelajaran.
  • Membantu guru dalam membimbing pengalaman belajar siswa.
  • Membantu guru dalam memenuhi kebutuhan siswa
  • Membantu guru dalam menggunakan sumber-sumber pangalaman siswa.dll

  1. Fungsi Supervisi Pendidikan
Fungsi supervisi pendidikan adalah usaha perbaikan yang merupakan proses bimbingan sesuai perubahan dan kebutuhan masyarakat. Secara rinci fungsi supervise dikemukakan sebagai berikut :
  • Mengkoordinasi semua usaha sekolah
  • Memperlengkapi kepemimpinan sekolah
  • Memperluas pengalaman guru-guru
  • Menstimulasi usaha-usaha kreatif
  • Memberikan fasilitas dan penilaian yang terus menerus
  • Menganalisa situasi belajar dan mengajar
  • Memberikan pengetahuan dan skill kepada setiap anggota staff
  • Mengintegrasikan tujuan pendidikan dan membantu meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru.

  1. Prinsip-prinsip Supervisi
Seorang supervisor pendidikan dalam melaksanakan tugas mensupervisi tenaga kependidikan dean pendidik hendaknya mengacu kepada prinsip ilmiah,demokratis, kooperatif dan kreatif. Prinsip ilmiah mancakup unsur-unsur :
  • Sistimatis, dilaksanakan secara teratur, berencana, dan kontinyu.
  • Objektif, data yang didapat berdasarkan observasi nyata.
  • Demokratif, menjunjung tinggi asas musyawarah.
  • Kooperatif, seluruh staf seolah dapat bekerja sama mengembangkan usaha bersama.
  • Konstruktif dan kreatif, mambina inisiatif guru serta mendorongnya untuk aktif menciptakan suasana dimana tiap orang meras aman.

  1. Teknik Supervisi Pendidikan
Dikemukakan dua teknik,yaitu individual dan kelompok.
  • Teknik individual
Adalah bantuan yang dilakukan sendiri oleh petugas supervise, baik terjadi di dalam maupun diluar sekolah.
  • Teknik Kelompok
Dapat dilakukan dengan mengadakan pertemuan atau rapat diskusi kelompok, mengadakan panataran atau seminar.


BAB III
 Penutup

A.    Kesimpulan

Manajemen pendidikan merupakan upaya menggerakkan personal pendidikan dalam mencapai tujuan. Fungsi – fungsi manajemen pendidikan dilaksanakan dalam rangka mengimplementasikan kegiatan manajemen yang difokuskan pada bidang pendidikan. Pendidikan sebagai suatu sistem yang terdiri dari unsur input, proses dan output. Unsur – unsur tersebut merupakan bidang gartpan manajemen pendidikan yaitu ; siswa, kurikulum, sarana dan prasarana, keuangan, ketanagaan, dan hubungan sekolah dengan masyarakat. Fungsi – fungsi manajemen pendidikan meliputi ; perencanaan, pengelolaan, pengontrolan, dan penilaian.

Perubahan suatu kebijakan Negara berpengaruh pada aspek yang ada didalamnya. Lahirnya kebijakan UU No. 25 Tahun 1999, UU No. 25 Tahun 2000, dan UU No. 20 Tahun 2003 membawa dampak pada perubahan paradigm pengelolaan pendidikan.

Kebijakan pengelolaan pendidikan berbasis sekolah merupakan kebijakan pendidikan pasca otonomi daerah yang memberikan otonomi yang luas kepada sekolah dan pelibatan masyarakat.

B.  Saran
Saran ksaya,penulis berdasarkan isi dari makalah ini yaitu :
1.      Sebaiknya pemerintah lebih sering mengaudit manajemen pendidikan yang diberlakukan di sekolah – sekolah maupun di tingkat perguruan tinggi, guna menstandarkan manajemen yang telah diberlakukan sesuai dengan standar Nasional.

2.      Dalam hal kebijakan sekolah maupun tingkat perguruan tinggi,harus dapat memaksimalakan fungsi – fungsi maupun tujuan diadakannya manajemen pendidikan dalam bidang apapun.


Daftar Pustaka

5.                  http://guruidaman.blogspot.com/
6.    J. Drost, SJ., Dari KBK (Kurikulum Bertujuan Kompetensi) Sampai MBS(Manajemen Berbasis Sekolah), Jakarta, PT. Kompas Media Nusantara, 2005.
7.      Made Pidarta, Prof. Dr., Manajemen Pendidikan Indonesia, Crt. II, Jakarta,
Rineka Cipta, 2004.
 8.      E. Mulyasa, Dr. M.Pd., Manajemen Berbasis Sekolah (Konsep, Strategi dan Implementasi), Bandung, PT. Remaja Rosda Karya, cet. 3 & 4, 2003.
9.    H. Syaiful Sagala, Dr. M.Pd., Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta,                                              Bandung. 2000.



1 komentar: