Makalah Motor Diesel
Tengku Razil Kadri ( 5315102704 )
JURUSAN
TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
Teknologi Diesel Commonrail D4D
Pada Mobil Toyota
Mesin Diesel D-4D Commonrail (Direct 4 Stroke
Diesel) merupakan teknologi yang memberikan kinerja mesin diesel menjadi
bertenaga namun tetap irit bahan bakar dan ramah terhadap lingkungan sehingga
teknologi mesin diesel tidak berbeda jauh kehandalannya dari mesin premium.
Mesin D-4D Commonrail,
teknologi mesin diesel yang irit dan ramah lingkungan
Mesin diesel commonrail mempunyai cara kerja yang berbeda dengan
mesin diesel konvensional. Sebuah unit kontrol elektronik secara akurat
melakukan keseimbangan terhadap tekanan injeksi bahan bakar dengan menggunakan
teknologi High Pressure Piezo Injection, waktu dan volume yang tepat dan sesuai
dengan output yang disalurkan ke mesin.
Bahan bakar yeng telah di beri tekanan oleh supply pump disimpan
di dalam common-rail sebelum didistribusikan ke injector-injektor. ECU
(Electronic Control Unit) dan EDU (Electronic Driving Unit) mengontrol volume
dan waktu injeksi bahan bakar ke tingkat yang optimal dengan cara
mengoperasikan dan menutup injektor-injektor sesuai dengan sinyal-sinyal dari
sensor-sensor. Proses ini serupa seperti pada system EFI yang digunakan pada
mesin bensin.
Teknologi
injektor piezoelektrik terbaru ini menggantikan injektor solenoida dari mesin
diesel sebelumnya. Injektor piezoelektrik mampu memberikan 3 kali lipat
keakuratan dalam mengontrol volume bahan bakar dan waktu injeksi.
Tekanan
injeksi meningkat dan mengalami proses pemecahan cairan bahan bakar menjadi
semburan yang lebih halus, yang mengakibatkan pencampuran dan pembakaran yang
lebih baik, dan kontrol volume bahan bakar juga lebih baik sehingga pemakaian
bahan bakar lebih sedikit.Teknologi D-4D Commonrail digunakan di salah satu
mesin mobil Toyota seperti Kijang Innova sehingga
varian mobil toyota tersebut siap
bersaing dengan mobil-mobil lain yang berteknologi mesin diesel.
Tekanan
Tinggi. Salah satu ciri umum mesin diesel common rail generasi kedua, tekanan
bahan bakar yang berada di common rail sangat tinggi. Pada mesin yang digunakan
Innova, tekanan mencapai 160 MPa, sama dengan 23.206 pound per square inch
(psi) atau 1600 bar. Sebagai pembanding, tekanan tabung gas elpiji 25 bar dan
mesin yang menggunakan BBG, tekanannya
200 bar. Untuk mesin diesel konvensional, yang masih menggunakan pompa
distributor, tekanannya paling tinggi 700 bar. Adapun injektornya bekerja
antara 150 dan 250 bar.
Dari
tekanan supertinggi itu, ketika disemprotkan ke ruang bakar, solar berbentuk
molekul yang sangat halus dan kecil. Diperkirakan, saat disemprotkan ke ruang
bakar, molekul solar sama dengan diameter rambut manusia. Inilah yang
menyebabkannya lebih cepat terbakar dibandingkan dengan mesin diesel
konvensional.
Hasil
lain dari tekanan yang sangat tinggi itu atau pengabutan dengan molekul yang
sangat halus tersebut, pembakaran berlangsung lebih mulus, rata, cepat, dan
sempurna. Inilah yang membuat kerja mesin diesel common rail jauh lebih efisien
dibandingkan mesin bensin dan juga diesel konvensional. Karena itu, jangan
heran, sekarang mesin diesel common rail terus diburu dan makin banyak
digunakan. Terutama di Eropa.
Penampung & Pemasok. Common rail adalah semacam
ruang yang digunakan untuk menampung bahan bakar yang dipasok oleh pompa
bertekanan tinggi. Selanjutnya, bahar bakar yang berada di ruang ini (dengan
kondisi bertekanan sangat tinggi), nanti diteruskan atau dipasok lagi ke
injektor.
Ruangan
ini digunakan bersama-sama oleh injektor untuk meneruskan atau menyemprotkan
solar ke dalam ruang bakar. Tekanan di ruang ini selalu sama pada berbagai
kondisi kerja mesin, baik saat putaran rendah, maupun tinggi. Karena itulah,
mesin common rail lebih mantap bekerja pada putaran rendah. Torsi bisa
diperoleh pada putaran lebih rendah dan rata (flat).
Sebagai
contoh, pada mesin diesel Innova tipe 2KD-FTV. Kendati torsinya lebih besar
dibandingkan bensin, kemantapan diperoleh pada putaran lebih rendah. Hasilnya,
tentu saja konsumsi bahan bakar lebih irit.
Pada
mesin diesel Innova, torsi yang dihasilkan mesin disesuaikan dengan transmisi
yang digunakan. Untuk Innova dengan transmisi manual, torsi maksimum 200 Nm
diperoleh pada 2.000-3.200 rpm. Sementara itu, untuk transmisi otomatik, lebih
yahud lagi, 260 Nm pada 1.600-2.400 rpm. Alhasil, Innova diesel otomatik terasa
lebih bertenaga, mantap, dan enak diajak meluncur dengan santai. Bahkan,
sehabis berhenti di tanjakan, kendaraan dapat bergerak dengan mantap hanya
dengan menekan sedikit pedal gas.
Komputer
32-bit. Sebenarnya, dasar common rail bukan hal baru dalam teknologi mesin
mobil. Sistem injeksi bensin sudah menggunakannya. Pada mesin bensin disebut
fuel rail atau rel bahan bakar. Bedanya, pada mesin diesel, tekanan di dalam
rel itu lho! Supertinggi.
Dari
rel, bahan bakar diteruskan ke injektor. Kalau pada mesin diesel konvensional,
injektor bekerja secara hidro-mekanis, sedangkan pada common rail secara
elektrik dan dikontrol oleh komputer. Dengan demikian, jumlah bahan bakar yang
akan disemprotkan dan waktunya (timing) lebih akurat dan lebih pas dengan
kebutuhan mesin.
Tak
kalah menarik, untuk mengontrol kerja mesin diesel ini, Toyota menggunakan
komputer 32-bit sehingga proses data berlangsung cepat.
Gambar Komponen Common Rail
Spesifikasi
dan perbedaan mesin diesel Kijang Innova dengan Kapsul
Item
|
Kijang Innova Diesel
Common Rail D-4D
|
Kijang Kapsul Diesel
Direct Injection Diesel
|
Tipe
|
2KD-FTV,
Common Rail, Turbocharger,
Direct Injection
|
2L
|
Jumlah silinder
|
4, segaris
|
4, segaris
|
Jumlah & mekanisme katup
|
DOHC, 16 katup
|
OHC, 8-katup
|
Sistem pasokan bahan bakar
|
Common Rail
|
Distributor
|
Kapasitas cc
|
2.492
|
2.446
|
Diameter x langkah mm
|
92,0 x 93,8
|
92,0 x 92,0
|
Perbandingan kompresi
|
18,5:1
|
22,2:1
|
Tenaga maks. [EEC] kW@rpm
|
75@3.600
|
61@4.200
|
Torsi maks. [EEC]
Nm@rp Transmisi manual
otomatik
|
200 @1.400~3.200
260 @ 1.600~2.400
|
160 @2.400
|
Contoh mobil toyota laennya yang menggunakan teknologi
D4D – Comonrail
Toyota Fortuner SUV dengan mesin diesel
dipasarkan dengan mesin diesel yang berkode 2KD-FTV 2.5 Liter D-4D atau Direct
Four Stroke Turbo Commonrail Injection yang menggunakan teknologi baru
sistem Common Rail. Di Indonesia Toyota Fortuner dengan mesin
diesel ini lebih diminati dibanding yang bermesin bensin. Harga jualnya yang
murah dan mengonsumsi solar yang lebih irit adalah alasan utama kenapa Fortuner
diesel penjualannya meningkat tajam. Karena permintaan pasar yang cukup tinggi,
di tahun 2009 Fortuner diesel merilis varian diesel dengan transmisi otomatis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar